tag:blogger.com,1999:blog-8173738853465585122024-02-21T07:33:32.116+07:00KATAGUEMungkin Blog ini cenderung ungkapan emosi pribadi. Boleh dilihat dan dikomentari tapi silahkan sekedarnya saja. OKE Kawan...........Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-29088419198446273752011-09-30T10:37:00.000+07:002011-09-30T10:38:03.587+07:00<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">kebahagian....<br />kesedihan....<br />bukanlah sesaat<br />melainkan perjalanan<br />...<br /><span class="text_exposed_show" style="display: inline; ">benarkah ia bahagia<br />ataukah sebaliknya<br />bukanlah sekarang dinilianya<br />...<br />keduanya adalah kesimpulan<br />yang akan ada di bagian akhir perjalanan<br />...<br />sekarang hanyalah luapan emosi<br />kadang senang kadang susah<br />kadang bahagia kadang sedih<br />...<br />sejatinya akan tercermin saat telah sampai<br />sampai dipenghujung perjalanan<br />tatkala disimpulkan<br />oh...<br />ternyata dia begitu bahagia<br />atau<br />justru sebaliknya<br />....</span></span>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-8343501561383587482011-09-21T16:19:00.001+07:002011-09-21T16:19:30.582+07:00<div><i>kalau ada daun yang terjatuh dari pohon</i></div><div><i>itu adalah sebagian dari kehendak Tuhan</i></div><div><i>tapi kalao anda jatuh dari pohon</i></div><div><i>itu adalah tanda kecerobohan anda</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>dedaunan yang jatuh, </i></div><div><i>oleh hembusan angin ia mendapati tempat yang berbeda.</i></div><div><i>ada yang jatuh di tempat bersih </i></div><div><i>dan ada yang terperangkap ke tempat kotor.</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>dan adakah diantara sesama yang patut dan berhak </i></div><div><i>men-judge negative dedaunan </i></div><div><i>yang terperankap di tempat kotor itu??</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>atau pantaskah berbangga dengan gemercik conkak</i></div><div><i>karena dirinya mendapati tempat yang bersih,</i></div><div><i>bukankah oleh hembusan angin itu </i></div><div><i>dedaunan mendapati tempatnya.</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>sesungguhnya bersih dan kotor adalah tercipta.</i></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-4562413466275113352011-02-25T16:49:00.004+07:002011-02-25T16:55:00.291+07:00Sang Bijaksatu mulut agar kita bisa konsisten dengan perkataan.<br />dua mata agar kita tidak melihat persoalaan hanya dari satu sudut pandang saja.<br />dua telinga agar kita tahu ada banyak pendapat disekeliling kita.<br />dua tangan agar kita pandai-pandai bekerjasama<br />dan dua kaki agar kita tahu tak ada yang bisa berdiri sendiri.Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-46441553243335873372011-02-25T16:48:00.002+07:002011-02-25T16:56:47.121+07:00sekedar Upload<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:usefelayout/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults ext="edit" spidmax="1026"> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout ext="edit"> <o:idmap ext="edit" data="1"> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span lang="IN" style="font-size:16pt;">Tugas Kepemimpinan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="IN">Dosen : Dr. Tamrin Lanori, S.E., M.Si</span></b></p><b style=""><span lang="IN" style="font-size:16pt;"> </span></b><span style="" lang="IN"> </span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><u><span style="" lang="IN">Tugas I</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Tipe kepemimpinan yang saya inginkan dan harapkan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Bagi saya dalam kepemimpinan (leadership) harus memiliki empat unsur:</span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Demokrasi</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Bijaksana</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Intuitif</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Inovatif</span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Demokrasi sangat penting keberadaanya dalam kehidupan berkelompok. Tingkah laku antar pihak dalam kelompok harus mencerminkan sikap demokratis agar bisa tercapai kehidupan yang saling menghargai satu sama lain. Watak utama dalam demokrasi adalah “mempersilahkan” yaitu mempersilahkan orang untuk bersuara dan bertindak apapun dengan tetap mempersilahakan pihak lain untuk tidak tersinggung dan terganggu. Demokrasipun menjamin kebebasan berpendapat dan bertindak dengan tetap memperhatikan dan menghargai hak-hak pihak lain. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Kondisi yang demokratis semacam itu mungkin hanya bisa diterapkan oleh pihak-pihak yang berjiwa bijaksana, yaitu orang-orang yang mengetahui apa yang harus diperbuat dan yang seharusnya tidak diperbuat, mengetahui kapan harus berbuat dan kapan harus diam (tidak berbuat). Sayangnya, sangat sulit menemukan orang yang semacam ini, karena sangat tidak mungkin ada seseorang yang bisa tahu secara sempurna apa dan kapan harus berbuat sesuatu. Namun demikian orang yang memiliki intusi yang tinggi setidaknya bisa mencari solusi<span style=""> </span>dan mengetahui dari mana harus memulai solusi tersebut. Kemampuan intutif yang tinggi akan membuahkan solusi-solusi baru dalam berbagai persoalan. Yang pada akhirnya tak ada permasalahan yang tidak dapat dipecahkan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Bagi seorang pemimpin kemampuan memecahkan persoalan adalah hal yang mutlak dan<span style=""> </span>penting diperlukan. Pemimpin juga memahami kapan dan bagaimana menentukan kebijakan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak orang-orang yang dipimpinnya. Dan tipe kepemimpinan seperti inilah yang saya dambakan dan inginkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><u><span style="" lang="IN">Tugas II</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><u><span style="" lang="IN"><span style="text-decoration: none;"> </span></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Perbedaan antara definisi dan hakekat manajemen menurut Koontz dan O’Donnel.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Definisi Manajemen menurut Koontz dan O’Donnel: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Suatu proses atau bentuk kegiatan yang didalamnya terdapat kegiatan memberi bimbingan dan pengarahan terhadap sekelompok orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Sementara hakikat dari manajemen menurut mereka :</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Memanfaatkan dan menggerakan manusia untuk mencapai tujuan tertentu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Dengan melihat kedua hal diatas (definisi dan hakikat) maka dapat ditilik perbedaanya, dimana definisi manajemen lebih menekankan pada proses berjalannya manajamen yang bersifat mengajak tanpa menitik-beratkan pada hasil pencapaian tujuan. Selama proses/kegiatan manajemen berjalan maka sudah dianggap telah me-menej suatu organisasi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Sementara hakikat manajemen menitik beratkan pada keberhasilan pencapaian tujuan. Apabila seseorang mampu menggerakan orang lain untuk melaksanakan dan berhasil mencapai tujuan maka pada hakikatnya dia telah mampu memenej orang tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><u><span style="" lang="IN">Tugas III</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><u><span style="" lang="IN"><span style="text-decoration: none;"> </span></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Dalam pencapaian target, seorang pemimpin perlu bersikap:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Otorita</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Dalam berorganisasi tidak jarang ditemukan persoalan dimana ada pihak-pihak yang tak sejalan/sependapat dengan pihak-pihak lainnya. Pemimpin tentunya harus mampu bersikap bijak dalam menghadapi persoalan semacam ini. Manakala perbedaan itu masih bisa ditoleransi mungkin tidak jadi terlalu menghawatirkan tetapi manakala perbedaan itu sudah mengarah pada kemunduran dan kehancuran organisasi maka seorang pemimpin perlu mengambil tindakan tegas. Bahkan sikap otoriter perlu diambil demi menjaga stabilitas dan keberlangsungan organisasi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Otoriter bukanlah untuk menjaga/mengamankan posisi pemimpin atau sebagian orang melainkan untuk menjaga dan mengamankan keberlangsungan organisasi secara umum.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Inisiatif</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Seorang pemimpin tidak boleh menunggu dan menunggu. Menunggu diberi nasehat, menunggu menerima kritikan, menunggu ditegor dan sebaginya melainkan harus cepat mengambil inisiatif dalam berbagai hal terutama untuk kemajuan dan keberlangusngan organisasi. Inisiatif tidak selamanya dari dalam diri pemimpin itu sendiri tetapi bisa juga berinisiatif meminta pendapat arahan dari pihak lain atau berinisiatif mencari refrensi dari pihak lain.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Konsisten</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">“Sabdho pandito Ratu tan keno wolak walik”, itulah sepenggal pribahasa yang mengisyaratkan bahwa sang pemimpin harus konsisten dengan kebijakan/keputusan yang telah diambil, konsisten dengan apa-apa yang telah diucapkan dan diperbuat. Karena dari situlah orang akan menilai pemimpinnya, dari situlah orang menjadi bersimpati dengan sikapnya. Sikap konsisten mencerminkan diri seseorang yang mengikuti/menjalani perkataannya sendiri sebaliknya inkonsisten menunjukan orang yang ingkar terhadap ucapan dirinya sendiri. Jika pemimpin sudah tidak konsisten bagaimana orang lain mengikuti sementara dirinya tidak mengikuti apa-apa yang telah<span style=""> </span>menjadi kebijakan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Bertanggung jawab</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Hal yang terberat menjadi seorang pemimpin adalah tanggung jawab, yaitu bertanggung jawab terhadap apa-apa yang dipimpinnya. Baik-buruk, salah-benar dan maju-mundurnya organisasi menjadi tanggung jawab pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan besar agar mampu memimpin organisasi secara baik dan benar serta tidak takut dalam menghadapi persoalan. Harus berani mengambil resiko dan bertanggungjawab.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">e.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Meyakini apa yang dikerjakan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Tak jarang seorang pemimpin itu menjadi panutan dan menjadi contoh/figur bagi orang-orang yang dipimpinnya. Mereka mencontoh dan mengikuti pimpinannya karena diyakini bahwa apa yang dikerjakan pemimpinnya adalah suatu kebenaran yang mendatangkan kebaikan. Dan sebelum orang-orang meyakini hal itu maka seorang pemimpin harus terlebih dulu meyakini apa yang dikerjakannya, yakin bahwa hal itu adalah benar dan bisa mendatangkan kebaikan dan keberhasilan bagi organisasi. Pemimpin tidak boleh ragu dengan langkah dan kebijakan yang diambil/dilaksanakan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b style=""><span style="" lang="IN"><span style="">f.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></b><b style=""><span style="" lang="IN">Berani mengambil keputusan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="IN">Seorang pemimpin pasti sering menjumpai pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif kebijakan yang akan diambil. Hal itu sangat wajar apalagi dalam suasana demokrasi dimana akan muncul beberapa pendapat yang berlainan. Semua itu tidak akan menjadi sulit selama tidak ada pertentangan antar pilihan kebijakan/pendapat yang ada. Namun tatkala ada konflik antar pendapat maka disinilah perlunya seorang pemimpin mengambil keputusan dan mungkin keberanian ini akan dirasa otoriter. Hal ini sangat penting sebab tidak mungkin organisasi menjalankan kebijakan ganda dan saling bertentangan. Keberanian dalam mengambil keputusan adalah sikap yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin.</span></p>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-13589352235961334152009-10-22T07:31:00.002+07:002009-10-22T08:24:16.926+07:00Satu Hakikat dalam Cinta<p>Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup, Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya </p><p>Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat </p><p>Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya</p><p>(debz beibz)</p>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-85012544524618100292009-10-22T07:25:00.001+07:002009-10-22T07:29:36.154+07:00Hmmmzz........<div align="justify"><em>Mungkinkah ilalang itu 'kan menemui takdirnya di masa selanjutnya??tatkala jatidirinya menjadi lebih berarti bagi yang lain. ataukah justru makin terpuruk termakan egoisme.<br />seandainya ada firasat meyakinkan akan datangnya cinta, entah dari siapa dan dari mana, mungkin tak perlu ada ke-gegabahan dalam beramal. tak perlu ada pilu dalam kalbu. namun rahasia Ilahi lebih menarik dari skenario apapun, sehingga tak satupun yang bisa menerka akan lanjutan garis-garis ditapak tangan seseorang, kecuali atas izin-Nya.<br />biarkan saja ilalang itu melanjutkan hidupnya, cukupkan saja sikap pada merenungi, karena setiap alam punya kehidupannya masing-masing. tak perlu terlalau asik dalam mengusik, karena desiaran angin yang menerpa akan lebih indah dirasa. dan begitulah seharusnya ilalang itu tampak. dengan alam dia berteman, dengan dirinya ia menjalani hidupnya, dan dengan sendirinya ia mengahiri sejarahnya.<br /><br /></em></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-4211236441505853862009-10-21T10:47:00.001+07:002009-10-21T10:49:20.925+07:00Tak Tau<p>Sejuta kata tertuang dalam goresan tinta, meskipun tak satupun yang bermakna, tapi biarkan itu terbaca, entah oleh siapa. Mungkin bila raga dan cipta menjiwa atasnya, semua baru terasa, sungguh betapa berharga manakala sudah tiada. Biarkan cerita terus dibaca meski tak lagi diri ini bersamanya. Namun semua kan tetap bermakna pada setiap sukma.</p>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-74225594970965572652009-10-21T10:45:00.001+07:002009-10-21T10:47:31.837+07:00Hati-hatiSetiap kita punya hati<br />meskipun jarang yang sehati<br />hati-hati<br />dengan hati<br />dia bisa sakithati<br />apalagi patah hati<br /><br />Hati jarang yang mengerti<br />Berhati pun sering mengingkari<br />Apalagi yang tak memiliki<br />Silahkan mengkoreksi<br /><br />Hati ini seperti ini<br />Hati itu seperti itu<br />Silahkan, tapi jangan begitu…….Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-57575449622871592222009-02-16T16:24:00.000+07:002009-02-16T16:36:42.370+07:00Bukan Niatku<div align="justify">Ternyata hanya seperti sebutir debu di angkasa goresan cerita tentangmu dalam sejarah hidupku, laksana setetes air dilautan arti dirimu bagiku. Tapi itulah dongeng kehidupan, sekecil apapun tetap akan menjadi bagian dari sejarah kehidupanku. Entah kapan waktunya, entah manis atau pahit mungkin akan terkenang dalam ingatanku. Bukan untuk dipermasalahkan tapi sekedar menjadi ingatan, cerita atau sekedar bumbu senyuman atau mungkin pemicu kekesalan batinku. Namun apapun adanya, tak ada yang tak berarti di dunia ini.<br /><br />Setiap kita punya hati, meskipun sangat jarang yang sehati, karena ibarat pepatah “Lain lading lain belalang, lain lubuk lain ikannya”. Yah… aku dirasa menyebalkan entah oleh seberapa banyak orang. Mungkin hampir sebanyak helai rambutku. <br /><br />Mungkin pertanyaanku sebagai harapanku, apakah aku akan dimaafkan?? Ataukah menjadi kebencian bagi mereka?? Padahal aku selalu berkata, aku hanyalah seorang muslih dan bukan sapa-sapa, tak ada kelebihan yang lebih, dan semoga tak ada kekurangan yang berlebih dalam diriku. Betapa sakit, betapa miris hatiku tatkala seseorang mengingat aku dalam kebencian. <br /><br />Jika ada waktu, ada kesempatan, ada umur dan ada takdir aku yakin aku akan bertemu dengan orang-orang yang aku harapkan, entah siapapun dan dimanapun. Sekedar harapan agar tak ada kebencian dalam diri semua orag pada diriku. <br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-44553751004147117932008-10-31T07:41:00.001+07:002008-10-31T08:57:19.323+07:00Selamat Memasuki Masa Purna Tugas Buat Pak Pipiep<i><span style="font-family:trebuchet ms;">Awal memasuki dunia pekerjaan di direktorat jenderal pajak khususnya di KPP Cibinong ini, semuanya masih terasa asing. Semuanya tampak baru, teman baru, ruangan baru juga dunia baru. Waktu berlalu, satu persatu senyuman teman, rekan kerja mulai terasa. Kata sapaan pun telah banyak terdengar meskipun tak sedikit keluh kesah yang tak sengaja menghampiri. Tapi itulah kebersamaan, tak hanya yang menyenangkan tapi yang menyusahkanpun akan turut serta meskipun tak pernah kita inginkan.<br /><br />Entah berapa lama kebersamaan ini berjalan, Banyak sudah jasa yang telah tercipta, keberhasilan yang terukir dan langkah yang dilewatai. Meskipun tak sedikit kegagalan yang mendera. Semua itu akan menjadi goresan tinta emas dalam sejarah dan menjadi cerita bagi siapapun di hari esok nanti.<br /><br />Kebersamaan memang tak selalu harus bersama, tapi dari situlah arti saling memiliki. Kadang kami terlalu acuh dengan sesama, terlalu cuek dengan Bapak. Padahal dari “Panjenengan” kami mengenal hal-hal baru dalam pekerjaan. Rasa acuh dan cuek itu membuat kami lupa kalau hari kian berlalu hingga datang masa “berpisah”. Dan tak terasa penyesalanpun menghampiri kami. Kata orang, setiap perjalanan selalu ada permulaan dan akhiran. Begitu juga dalam perjalanan karier, pekerjaan ataupun tugas seseorang. Masa purna tugas adalah hal yang biasa dalam perjalanan tugas. Karena setiap pegawai pasti akan melaluinya. Yang penting adalah melalui purna tugas dengan catatan yang membanggakan, bagi diri kita juga bagi Negara.<br /><br />Entah apa yang telah kami rasakan, benarkah seorang kepala kantor?? Tapi yang kami rasakan seoalah Ayah yang selalu melindungi, membimbing dan menasehati kami dalam banyak hal. Mungkin begitulah sejatinya pemimpin. Tak banyak yang bisa kami perbuat dalam mengiringi perjalanan tugas bapak, karena apalah daya tangan-tangan kami ini, hanya sebatas ini dan itu yang bisa diperbuat dan tak lebih.<br /><br />Kami tak bisa memberi apa-apa untuk mengiringi Bapak menapaki masa purna tugas dari Direktorat Jenderal Pajak ini. Sebatas doa yang dibumbuhi harapan-harapan semoga Bapak selalu diberkahi dan di ridhoi oleh Yang Maha Kuasa. Selalu diberi kesuksesan dalam segala hal, dalam kebaikan.<br /><br />Semoga kebersamaan ini selelu terjaga meski kita tak lagi bersama, semoga silaturahmi tetap terbina. Dan semoga kebahagiaan selalu menyertai kita. Amiiiin.</span></i>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-44029065247405539652008-09-17T07:12:00.002+07:002008-09-17T07:19:21.274+07:00Lihat apa yg dikatakan, bukan siapa yg mengatakan<div align="justify"><span>Mungkin salah satu sifat buruk kita adalah "ketika sudah tidak suka pada seseorang cenderung bersikap tidak obyekif pada orang tersebut", apalagi jika sikap seperti itu berbuntut pada emosi. Karena pada ahirnya menutup kemungkinan bagi kita dalam menerima dan menelaah apa yg menjadi pendapat orang lain. jangankan menelaahnya menerimanya pun mungkin tidak sempat. karena sudah didahului dengan emosi tadi.<br /><br />Seperti segelintir orang yang kebetulan tidak sejalan/sependapat dengan KH. Abdurahman Wahid yang berujung pada sikap tidak suka pada beliau. Meskipun saya yakin ketidaksukaan itu sekedar ikut-ikutan saja.<br /><br />Saya akui memang banyak pendapat dan kata-kata beliau yang kelihatannya salah (menurut kita) atau yang menurut sekelompok orang bertentangan dengan syariat islam. Namun haruskah disikapi dengan emosi?? Mungkin bagi yang tidak sejalan atau kebetulan tak suka sikap demikian adalah wajar tapi apakah Cuma sikap emosi saja? atau sekedar menjelek-jelekan beliau?. Menurut pendapat saya, sekali lagi bagi yang tidak suka pada KH. Abdurahman Wahid silahkan bereaksi tapi cobalah dengan santun yg mencirikan sikap dewasa dan bermoral. Tidak justru marah-marah apalagi menghujat. Karena sikap yang demikian itu justru mencerminkan diri kita sebagai pribadi yang tak berpendidikan dan tak bermoral.<br /><br />Namun itulah yang akan terjadi bila seseoarang itu sudah dikuasai emosi dan tidak punya sifat bijaksana menghadapi persoalan. Akibatnya lebih sering terjadi tindakan sesaat tanpa berpikir panjang. Akhirnya kita tidak sempat lagi meneliti dan menelaah apa maksud yang terkandung dibalik ucapan Mantan Presiden RI ke-4 itu. Karena tidak mungkin orang besar seperti beliau itu mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang merugikan (Islam). Memang sekilas aneh, membingungkan dan tampak merugikan Islam. Tapi jika diteliti lebih mendalam maksud kata-kata beliau, pasti kebaikan yang akan didapatkan. Tapi sekali lagi kadang kita tidak sempat menelaah karena sudah emosi duluan.<br /><br />Sebagai contoh sikap beliau yang menentang RUU tentang Pornoaksi dan Pornografi. Sekilas memang menunjukan bahwa <a href="http://www.gusdur.net/">Gusdur</a> seperti anti Islam karena tidak setuju diterapkannya UU yang berdasarkan syariat Islam. Sikap beliau ini ditentang sekelompok orang yang seolah-olah tau benar tentang syariat Islam.<br /><br />Menurut penelaahan saya, penolakan beliau itu paling tidak ada 2 alasan. PERTAMA, Beliau mengajarkan pada kita agar senantiasa Ikhlas, yaitu beramal karena Allah SWT. Andaikata RUU APP jadi diundangkan di Indonesia, mungkin para wanita Indonesia berjilbab bukan karena ikhlas, tapi karena melaksanakan UU Negara, Orang menutup aurat bukan lagi karena perintah Agama, melainkan karena perintah Negara. Lama kelamaan orang menjalankan Agama karena tunduk pada UU Negara bukan karena Allah. Selain itu mungkin akan terbentuk wacana (di luar Islam) bahwa Muslim Indonesia itu seperti anak-anak yang harus selalu dituntun oleh Negara.<br /><br />KEDUA, disadari atau tidak ada kecenderungan pada diri kita melanggar aturan yang telah ditetapkan. Aturan yang sudah jelas dan langsung hukumannya saja gampang/sering kita langgar seperti peraturan lalu lintas, peraturan pelarangan buang sampah sembarangan, merokok di tempat umum dsb. Apalagi peraturan semacam RUU APP yang sanksinya belum jelas. Jika RUU ditetapkan, pertanyaan yang mungkin perlu dijawab adalah “sudah siapkan kita melaksanakan RUU itu?? Sementara ribuan peraturan yang sudah ada saja masih banyak yang belum sempat kita taati”. Jadi menurut saya, beliau menasehati kita agar konsisten, konsekuen dan berhati-hati dengan ucapan, pendapat kita.<br /><br />Hal lain yang saya cermati mengenai Komentar-komentar miring terhadap KH. Abdurrahman Wahid berkenaan dengan Karikatur Rasulullah Saw.<br /><br />Banyak komentar yang sifatnya menghujat beliau, karena menurut penilain mereka Gusdur tidak merasa sakit hati atas penodaan Islam dengan adanya Karikatur Rasulullah.<br /><br />Jujur saja, saya mungkin orang yang telat mengetahui tentang adanya karikatur Nabi itu. Makanya saya telat pula bereaksi. Tapi setelah saya tau pun reaksi saya biasa saja. meskipun dalam hati panas, kenapa makin hari ulah orang-orang diluar islam makin menjadi-jadi. Tapi sekali lagi “panas” saya cukup dalam hati dan tidak sampai beraksi lebih. Karena saya menurut pendapat saya kasus seperti itu sudah ada sejak sebelum itu, mungkin krikatur Nabi sudah banyak dibuat hanya saja yang terkuka heboh adalah krikatur dari Denmark.<br /><br />Menurut Pendapat saya pula, jika kita bereaksi berlebihan sperti yang dilakukan orang lain, mungkin sesungguhnya bukan karena Karikatur tersebut. Melainkan karena kita tau dan baru tau kasus yang terjadi. Andai kita tidak tau mungkinkah kita bereaksi seperti itu???.<br /><br />Baru-baru ini, Presiden RI ke-4 jug mengeluarkan semacam”titah” kepada pendukungnya untuk mengepung KPUD se Indonesia. Perintah yang dianggap sebagian orang tak pantas dikeluarkan. Kontan saja statement itu mengundang berbagai reaksi. Bagi simpatisannya yang sejati pasti langsung melaksanakan titah tersebut dan bagi yang kebetulan kontra dengan Gusdur, bisa dipastikan akan bereaksi juga. Entah dengan komentar-komentarnya atau dengan aksi-aksi yang berlawanan dengan statement tersebut.<br /><br />Namun tentu saja ada maksud lain di balik statement Gusdur tersebut. Beliau itu orang besar, banyak yang menganggap beliau sebagai Bapak/Guru Bangsa, sangat tidak mungkin apabila mengeluarkan pernyatan yang akan menjatuhkan nama besarnya. Mungkin bagi orang lain tindakan Gusdur itu dinilai ‘negatif’, tapi adakah yang tahu apa maksud dibalik ‘titah’ pengepungan kantor-kantor KPUD??. Mungkin jawabannya tidak ada yang tahu.<br /><br />Mencermati perintah beliau kepada simpatisannya tersebut, saya mencoba menebak apa maksud perintah beliau tersebut. Tapi bukan berarti saya mengetahui, karena sekali lagi saya sekedar menebak.<br /><br />Pertama, perintah beliau tersebut mungkin dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar, seberapa banyak simpatisan beliau yang masih setia pada dirinya. Melalui reaksi masyarakat di berbagai daerah baik yang mendukung lalu melaksanakan perintah beliau maupun yang mengabaikannya, beliau dapat membandingkan dan mengetahui masih seberapa banyak masyarakat yang masih setia mendukung beliau. Entah dari kalangan NU, PKB atau masyarakat umum. Ibaratnya beliau itu melempar umpan dan menunggu reaksi dari umpan tersebut. Jadi menurut tebakan saya, bukan pernyatan/perintah pengepungan KPUD yang dimaksudkan melainkan reaksi apa yang akan terjadi. Apakah akan diikuti oleh pendukungnya atau diabaikan begitu saja. Dari situ tentu beliau akan mengambil langkah-langkah politik berikutnya.<br /><br />Kedua, reaksi yang muncul setelah turunnya ‘titah’ beliau tersebut akan dijadikan perhitungan langkah politik beliau selanjutnya. Apakah beliau akan terus berambisi melaju menjadi RI-1 atau berhenti. Ataukah dia akan tetep bertahan di PKB atau meninggalkannya, atau memilih pindah kendaraan untuk melaju ke kursi kepresidenan. Reaksi masyarakat, entah dari NU, PKB atau lainnya, akan menjadi bahan pertimbangan bagi beliau utnuk menempatkan posisi bilau. Maju terus atau berhenti meraih kursi RI-1, tetap mengendarai PKB untuk melaju ke Kursi Presiden atau atau justru harus segera cari kendaran lain, atau untuk memutuskan langkah-langkah lainnya.<br /><br />Gusdur itu sangat lihai dalam mengatur strategi berpolitik dengan tetap menghormati hukum. Beliau juga, meskipun berambisi ingin menjadi Presiden tetap perhatian terhadap kondisi bangsa ini. Mungkin bagi kita orang kecil yang tak tau menau urusan orang besar hanya dan hanya terima informasi dari media, akan beranggapan bahwa Gusdur tak pernah bertindak apa-apa untuk bangsa. Tapi marilah kita sebagai bangsa, jangan asal menilai dan mem’vonis negative pada orang lain apalagi menghujat dan menyebar fitnah.<br /><br />Dalam menilai seseorang atau tidak suka pada seseornag, marilah kita menggunakan pendekatan yang bijaksana. Cobalah cari tau lebih dahulu informasi tentang orang tersebut, entah kebaikannya dan juga kburukannya, kelebihannya dan kekurangannya. Tidak boleh hanya kekurangannya saja. Setelah tau silahkan bandingkan mana yang lebih besar sisi kelebihannya atau kekurangannya. Mana yang lebih besar, kesuksesannya dalam memimpin menyelesaikan persoalan bangsa atau sebaliknya. Jika semua itu sudah didapat silahkan putuskan sikap. Namun demikian informasi yang kita jadikan dasar haruslah akurat dan tentunya bukan informasi sepihak. Dan mari kita tetap berpegang pada asas PRADUGA TAK BERSALAH dan jangan sekali-kali sekedar ikut-ikutan.<br /><br />Ingat ini sekedar Katague……….</span><br /></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-67098297799563158402008-09-15T07:37:00.000+07:002008-09-15T07:45:03.064+07:00Bener kamu benar??<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Bukan karena merasa benar lalu menyalahkan. Bukan karena dinilai salah lalu disalahkan. Bukan pula karena lebih banyak yang bilang benar lalu dibenarkan atau bukan karena minoritas kemudian dianggap yang selalu salah. Dan sungguh bukan oleh kelompok, benar dan salah itu dibuat. Maka diingatlah bahwa nilai adalah nilai. Kebenaran dan kesalahan hanyalah symbol dari dua nilai yang bersebrangan. Kebenaran hakiki hanya pada-Nya yang tahu, maka pelajarilah tanda-tanda kebenran agar bisa lebih dekat dengan yang hakiki itu. Sesungguhnya kebenaran dan keadilan sangat dekat keberadaanya. (GoesMasMus)</span></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-87888158636511997672008-09-11T17:07:00.002+07:002008-09-15T07:59:06.008+07:00Pemberi dan dermawan<div align="justify"><span><span><span style="font-family:trebuchet ms;">Andai engakau berniat memberi maka berikanlah apa yang sanggup engkau berikan dari bagian yang sebaik-baiknya. Berfikirlah dan berusahalah untuk memberi dan bukan selalu sebaliknya. Lalu, andai engkau termasuk orang yang dermawan, dermakanlah apa saja dari dirimu tanpa didasari atas hitungan dan atau keuntungan dibelakangnya. Bukan untuk atau karena baju yang engkau sandang melainkan hati dan keikhlasan. Dan andainya engakau bisa mencintai maka cintailah siapa-siapa yang dibenci agar kepadanya engkau bisa memberi dan berderma. (GoesMasMus)</span></span></span></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-817373885346558512.post-7318586186442289282008-09-11T15:29:00.004+07:002008-09-15T08:03:59.382+07:00Nilai<div align="justify"><span>Nilai adalah nilai bukan pada apa yang dikatakan atau dibentuk oleh orang atau sekelompok orang. Nilai merupakan hal yang hakiki dan tak bisa diubah oleh siapapun. Apa yang dilakukan manusia hanyalah pemberian symbol atau sekedar pemaksaan wujud dari sebuah nilai. Nilai itu abstrak karena itu untuk dapat mengukur atau dibaca oleh manusia maka diwujudkanlah nilai-nialai tersebut ke dalam suatu simbol-simbol. Enatah itu angka, norma, aturan atau lain sebagainya. Nilai tidak akan pernah berubah sekalipun symbol yang ditetapkan sebagai perwujudan suatu nilai itu berubah atau telah berubah. Mungkin perubahan itu terjadi karena perubahan penalaran manusia terhadap symbol yang ada atau mungkin symbol tersebut dianggap sudah tak sesuai lagi dengan nalar manusia. Atau hal lain yang mungkin adalah karena keinginan sekelompok orang. (GoesMasMus)</span></div>Muslihhttp://www.blogger.com/profile/05664329294804426286noreply@blogger.com3